Kelak sepasang matamu, akan menampung samudra yang engkau ciptakan dari ketiadaanku. Kelak ketiadaanku, akan menguras pasangnya laut sebagai mendung di matamu, yang menjadikannya berguguran. Kelak sepasang pipimu, akan menjadi derasnya selat yang mempertemukan antara air matamu dengan ketiadaanku.
Di semesta ini, tak ada yang benar-benar sendiri. Bahkan perihal kepergian. Tenanglah, engkau masih ditemani sepi.
Indonesia belum merdeka. Merdekanya nanti, jika rakyatnya sudah tidak lagi menjadi alat perangnya para penguasa.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan cinta, diciptakannya rindu dan semua belukar rasa. Sesungguhnya daripada tanda-tanda itu, kaulah penyebabnya.
Perang hanyalah klaim kebenaran sepihak. Sementara masing-masing dari mereka, menamai dirinya kebenaran.
