Jika yang kautuju adalah akhir kisah, lebih baik tidak usah memulainya. Sebab, yang akan kautemui hanyalah perpisahan.
Percayalah! Perempuanmu lebih suka mendengar kata βMaafβ dari bibir lelakinya, daripada harus disuapi kata βNantiβ.
Aku dan kamu adalah kita; Proses kegiatan penyatuan dua kasih sayang dalam rangka merobohkan perpecahan.
Rindu adalah derita cinta setelah patah hati.
Tergesa-gesa dalam mencintai seseorang, hanya akan menjadikan prasangka sebagai keputusan.
Jangan terlalu gampang menerimaku, Kekasih. Aku takut terlalu mudah meninggalkanmu.
Ketika kamu mengatakan sudah bisa melupakannya, berarti kamu masih mengingatnya.
Tingginya dirimu hanya sebatas layang-layang yang diterpa angin, masih ada peran benang yang ikut serta membantumu terbang.
Kamu percaya dengan masa depan? Aku ada di sana, bersamamu.
Senyumnya wanita adalah salah satu harta paling berharga yang pria miliki.
Cinta tumbuh dari perihal mengingat. Semakin kuat, semakin bertambat. Semakin keras, semakin deras. Barangkali, ingatan adalah nyawa mencintai.
Membalas cinta seseorang itu harus santun, karena cinta sejatinya bukan balas dendam.
Bukan hanya angin sebab daun jatuh ke tanah, namun bisa saja ranting itu sendiri yang terlalu rapuh melepaskan pegangannya.
Hasil karyamu adalah bentuk perasaanmu yang akan abadi.
Proses adalah harga membeli sebuah hasil. Semakin mahal harga yang bisa dibeli, maka semakin bagus pula kualitas hasil yang diperoleh.
Karena terbentuknya cinta, tidak cukup hanya berhenti di kata βnyamanβ saja, tetapi juga ada kata βkepercayaanβ.
Cinta itu mirip permen. Semakin kita merasakan manisnya, maka semakin dekat juga kita dengan kehilangan. Iya, hilang karena habis.
Tidak ada satu pun hal yang akan berakhir bahagia pada sesuatu yang diawali dengan kebohongan.
Bagaimana bisa melupakan? Sementara, memiliki kesenangan khusus di dalam ingatan, hanya akan membuat kita semakin larut di dalam kenangan.
Kalau putus cinta tidak mau merasa sakit, jangan terlalu percaya dia akan jadi masa depan kamu.